Jumat, 13 Juni 2014

Fenomena Halo Matahari

TUGAS
GELOMBANG OPTIK
“HALO MATAHARI ”

DOSEN PENGAMPU :
          1.      DR. H. TOMO DJUDIN
          2.      HAMDANI, M. Pd.


OLEH
ARDI WIRANATA
NIM F15112025

       


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014



Halo Matahari

Dalam ilmu Fisika, sebuah fenomena alam terkait sumber cahaya dan energi tata surya yang terkadang kita melihat lingkaran disekitar matahari. Peristiwa ini biasa terjadi saat cuaca dingin. Fenomena alam ini adalah Halo matahari.
(Sumber: Pakar Astronomi Sdr Shahrin Ahmad)
Dikutip dalam  Wikipedia, Halo (ἅλως; disebut juga nimbus, icebow, atau Gloriole) adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya disekitar matahari dan bulan ataupun pada sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan. Ada berbagai macam fenomena Halo matahari, tetapi umumnya Halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5-10 km atau 3-6 mil di lapisan atas troposfer. Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es, cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi.
Sementara halo terbentuk ketika cahaya menerpa kristal-kristal es atmosfer. Kristal es itu kemudian membelokkan dan memfokuskan cahaya hingga membentuk lingkaran. Adapun kristal yang dapat membentuk halo memiliki enam sisi atau disebut kristal heksagonal. Kristal-kristal juga memantulkan cahaya dengan cara lain sehingga menghasilkan banyak kejadian menakjubkan. Di antaranya parhelion atau matahari semu yang berupa bayangan ganda, busur, dan tugu matahari (Suartini,2007: 43-44).
Menurut Prof. Thomas Djamaluddin dari Lembaga Penerbangan dan Antariska Nasional (LAPAN) dalam Okezone.com mengatakan bahwa, fenomena halo adalah ketika terjadi pembiasan cahaya matahari oleh kristal es di awan langit. Hampir mirip dengan fenomena pelangi. Kalau pelangi terjadi karena pembiasan sinar matahari oleh air hujan yang ada di awan. Maka halo terjadi karena pembiasan sinar matahari oleh kristal es yang ada di awan.
(Sumber: NASA SCIENCE).
Dikutip dalam situs NASA, pada umumnya Halo melibatkan putaran radius 220 Halo dan sundogs (Parhelia). Dalam gambar diatas, menunjukkan matahari dikelilingi oleh 220 Halo dan dilambungi (sisi) oleh sundogs. Parhelic circle adalah  biasan cahaya kristal yang melepasi sundogs dan mengelilinginya. Kadangkala ia melapisi keseluruhan ruang langit dalam latitut yang sama dengan matahari. Pembinaan tangen ketinggian dan rendah (Upper Tangent and Lower Tangen arc) menyentuh secara terus dengan 220 Halo sama ada di atas atau dibawah matahari. Pembuatan lengkungan (Circumzenithal arc) akan terjadi di atas kristal tersebut.
Menurut Fisikawan Untan Leo Sutrisno mengatakan, peristiwa matahari dikelilingi cincin pelangi di saat langit cerah tiada hujan itu disebut fenomena halo 220. Peristiwa ini terjadi apabila berkas cahaya matahari menembus lapisan awan Cirrus yang tipis. Awan Cirrus berada di sekitar 7.000 km dari permukaan laut. Pada posisi setinggi ini, uap air berubah menjadi kristal es. Kristal es berbentuk heksagonal (segi enam). Berkas cahaya matahari menembus kristal es yang berbentuk segi enam beraturan. Berkas itu oleh kristal es dibiaskan dengan sudut devisiasi sekitar 220. Berkas cahaya putih yang berasal dari matahari terdiri dari banyak warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, Warna-warna inilah yang sering kita sebut pelangi (http://www.tni.mil.id ).



DAFTAR PUSTAKA

NASA. (2002). Rings Around The Sun. (Online). (http://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/2002/24oct_sunrings/ , dikunjungi 22 mei 2014).
Suartini, Kinkin. (2007). Selimut Bumi Kita. Jakarta: Tropica.
Tentara Nasional Indonesia. (2010). Warga Lanud Supadio Saksikan Fenomena Halo. (Online). (http://www.tni.mil.id/view-20439-warga+lanud+supadio+saksikan+fenomena+halo.html, dikunjungi 22 mei 2014).
Taufiqurrakhman. (2011). Halo Hanya Fenomena Alam Lokal Biasa. (Online). (http://techno.okezone.com/read/2011/01/04/56/410216/lapan-halo-hanya-fenomena-alam-lokal-biasa, dikunjungi  22 mei 2014).

 http://id.wikipedia.org/wiki/Halo_(fenomena_optis) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar